[Book Review] A Golden Web

Judul : A Golden Web
Penulis: Barbara Quick
Penerjemah: Marina Masniari Lubis
Cetakan PertamaMaret 2011
Penerbit: Atria
Tebal: 274 halaman 
ISBN: 978-979-0244-72-4








Alessandra Giliani adalah seorang remaja berotak cemerlang. Kecintaannya terhadap literatur dan ilmu pengetahuan sangat besar. Sayangnya, dia seorang perempuan. Pada masa itu, kaum perempuan terhormat tidak berhak menjadi apa pun selain menjadi ibu rumah tangga atau biarawati.

Didorong oleh hasrat dan tekadnya yang sangat kuat, dia menempuh perjalanan berbahaya ke Bologna, untuk mewujudkan cita-citanya belajar ilmu kedokteran—meskipun harus menempuh bahaya dan menyamar sebagai seorang pemuda!

Dalam penyamaran di kota yang penuh mata-mata dan kaum cendekia itu, Alessandra menemukan cinta yang tidak pernah dia sangka-sangka. Meskipun aturan dan anggapan umum dalam masyarakat saat itu merendahkan kaumnya, dia berhasil membuktikan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama bahkan terkadang melebihi kapasitas yang dimiliki kaum lelaki.

Dalam penggambaran hebat dari kisah yang sudah berusia berabad-abad tentang Alessandra Giliani, ahli anatomi perempuan pertama di dunia, penulis memberikan drama, romansa, dan detail sejarah yang kaya kepada para pembacanya mengenai tokoh utama perempuan yang tidak terlupakan—dan tidak dapat dilupakan.

Buku ini dapet minjem dari temen, bukan sengaja minjem karena emang pengen baca. Saya minjemnya random.
Sebenarnya mulai baca buku ini udah lama, beberapa bulan lalu, tapi bacanya gak kelar-kelar.

Bab awal buku ini buat saya agak membosankan karena bahasannya muter-muter soal Alessandra dan saudara-saudaranya. Baru di sekitar halaman 70 ceritanya mulai menarik minat baca saya kembali.


Kisah Alessandra yang berjuang demi kecintaannya pada ilmu kedokteran ini ternyata seru. Dan awal bab yang tadi saya katakan membosankan langsung hilang seketika hingga lembaran terakhir. Selain itu, saya jadi banyak dapat pengetahuan dari buku ini. Ternyata hidup para perempuan di masa Alessandra itu sulit, hidup mereka seperti sudah ditetapkan tanpa boleh memilih.

Bagaimana buku-buku dicetak, bagaimana pendistribusiannya, bahan-bahan yang dipakai menulis dan menggambar, hingga teknik-teknik pembelajaran ilmu kedokteran, semuanya ada dalam buku ini. Membacanya membuat saya merasa dibawa ke masa-masa itu.



Karakter favorit saya adalah, Nicco, kakak laki-laki Alessandra. Sosok kakak impian, mengajarkan hal-hal menarik, penyayang dan selalu melindungi.

Dari segi terjemahan, saya rasa agak kaku. Mungkin karena menyesuaikan penggunaan bahasa yang digunakan pada masa lalu, namun tetap bisa dinikmati kok.

Kisah ini menginspirasi tapi tidak menggurui.

Saya beri buat ★★★★☆ kisah menarik Alessandra!
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment