[YUI17Melodies - Day 2] Maaf

Ima bokutachi wa deaetanda
Kuruujingu, ookina umi no mannaka de chikaiau

Kinou made no koto ashita kara no koto
Always, donna hibi datte tanoshimeru hazu dakara

Sebait lirik lagu sedang berputar di kepala Misaki. Lagu itu selalu membuat wajahnya terlihat berseri. Sambil berjalan, ingatannya berbalik arah ke masa itu. Musim dingin tahun lalu. Musim di mana salju mulai turun.

“EH?” Kaget. Hanya ‘eh’ saja yang bisa dikeluarkan dari bibir Misaki. Dia tidak menyangka akan mendengar hal ini. Bahkan, dia tidak pernah berpikir, cowok yang sedang berdiri di depannya ini akan menyatakan perasaan suka padanya.

“Misaki, kamu gak papa?” tanya si cowok takut-takut. Wajahnya memerah dibalik Mafura* yang dipakainya.

Misaki masih terdiam. Beku. Sama dengan dinginnya cuaca hari itu. Tapi, dia tidak ingin membuat cowok di hadapannya menunggu terlalu lama. Akhirnya Misaki mengangguk pelan sebagai jawaban.

“Gak kerasa udah setahun…” gumam Misaki.

***


Hari Valentine. Mereka berjanji untuk bertemu di taman yang sama seperti tahun lalu. Misaki sangat deg-degan. Karena itu ia datang lebih cepat dari jam yang mereka sepakati. Ia ingin berkeliling dulu untuk menghilangkan rasa deg-degan itu.

Lampu-lampu jalan berkelap-kelip. Pertokoan yang berada di sepanjang jalan juga memasang lampu warna-warni. Suasananya seperti perayaan tahun baru. Yang membuatnya berbeda adalah barang-barang yang dipajang di etalase toko. Semuanya bertemakan merah dan pink.

Misaki begitu bersemangat, ia menoleh ke kanan dan kiri. Merasa ingin mengetahui semua yang terjadi disekitarnya. Di dalam salah satu toko, ia melihat sosok yang begitu dikenalnya. Koichi. Cowok yang tahun lalu menyatakan perasaan padanya. Apa yang dia lakukan di sana? Apa membeli hadiah untukku? Memikirkan itu, Misaki tersipu. Tapi setelah menyadari sosok lain di samping Koichi, Misaki membatu.

“Siapa cewek itu?” katanya lirih. Hatinya getar-getir.

“Kenapa mereka terlihat begitu mesra? Kenapa dia menggandeng tangannya?” Bibir Misaki kelu. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepalanya. Air matanya menetes.

Seakan sadar akan sesuatu, Koichi berbalik dan menyadari keberadaan Misaki. Koichi dengan segera keluar dari toko tadi.

“Misaki?” Sapanya dengan senyuman. Misaki cepat-cepat menghapus air mata yang membasahi pipinya kemudian menunduk.

“Kamu kenapa?” Misaki diam.

“Hei, ada apa?” Koichi sedikit mengguncang tubuh Misaki.

“Si-siapa cewek yang tadi bersamamu?” Akhirnya Misaki memutuskan untuk bertanya. Tidak sanggup ia menyimpan pertanyaan-pertanyaan yang serasa akan memecahkan kepalanya.

“Cewek?” Koichi berbalik, melihat cewek yang tadi bersamanya di dalam toko.

“Dia yang kamu maksud?” tanya Koichi lagi. Misaki hanya mengangguk pelan.

“Kamu seperti ini karena dia? Ya ampun. Jangan bodoh, Misaki. Dia ini adikku.”

Eh? Adik? Bukan adik Koichi sedang ada di luar negri? Ke-kenapa?

“Dia datang hari ini dan mengajakku keluar untuk berbelanja. Kau tahu, dia sangat manja. Menarikku ke sana ke mari…” Koichi menjelaskan panjang lebar. Misaki terenyuh. Dia salah duga.

Ja-jadi, aku salah duga. Koichi tidak mungkin melakukan itu kan, ya? Tangis Misaki pecah. Ia merasa bersalah. Ia telah berprasangka buruk.

“He-hei, kenapa menangis?” Koichi bingung. Bingung harus berbuat apa.

Maaf Koichi. Maaf kan aku. Aku harusnya percaya padamu. Tapi aku malah mencurigai mu seperti ini. Maaf. Air mata Misaki makin deras mengalir. Ia jatuh terduduk. Ia benar-benar merasa bersalah.

*Mafura : muffler, syal
Lirik lagu, YUI - Shake My Heart
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment