[YUI17Melodies - Day 17-LastDay] Selamat Tinggal

sumber : 2.bp.blogspot.com


Tik tok tik tok.

Hening. Hanya detak jam dinding yang terdengar. Aku terpaku di depan layar laptopku. Menatapnya nanar. Aku menghela napas.

Apa yang akan Ayah katakan jika mengetahui hal ini? Ah, aku pasti akan kena marah. Oh, Tuhan! Apa yang harus hamba lakukan?

Aku menghela napas sekali lagi. Kututup katup laptopku dan memilih untuk tidur. Semoga besok aku bisa menemukan jalan keluar dari masalah ini.
***

Aku berlari sambil memegang tas jinjing. Aku tiba di halaman kampus dan segera mencari seseorang. Fardan. Teman seangkatanku. Dia mungkin bisa membantu ku. Dia terkenal hebat dalam menyelesaikan masalah seperti ini.

Dia terlihat sedang asik mengobrol dengan beberapa teman seangkatan kami. Aku mendekatinya.

“Dan, bisa minta waktu bentar gak?”

“Boleh. Ada apa, Fit?”

“Kita ngomongnya di kelas aja yuk!” Fardan menurut dan mengekoriku menuju kelas.

Fardan tampak sedang sibuk mengutak-atik benda berbentuk kotak di depannya. Setelah beberapa lama, dia berhenti dan menyandarkan tubuh ke sandaran kursi yang didudukinya.

“Gimana, Dan?” tanyaku penasaran. Fardan menggeleng.

“Kalo kayak gini susah, Fit! Kayaknya lo mesti bawa ke service centernya deh!”

Lagi-lagi aku menghela napas panjang. Ada rasa kecewa yang mendalam di dalam dadaku.
***

Kali ini aku sedang berada di sebuah gedung yang penuh dengan barang-barang elektronik. Orang-orang menyebut tempat ini sebagai Computer City.

Tempat ini adalah harapan terakhirku. Aku menuju service center yang disarankan Fardan tadi. Semoga saja masalahku ini menemui titik terang.

“Gimana, Pak?” tanyaku pada seseorang di service center. Bapak yang kutanyai memperlihatkan reaksi yang sama dengan Fardan.

“Kalo gini susah buat diperbaiki lagi, Dek! Mesti ganti sel!” katanya.

“Ganti sel??” aku bingung. Tidak mengerti apa yang dikatakan Bapak itu.

“Iya, ganti sel. Seluruhnya. Hardwarenya rusak, Dek! Saya sarankan , mending beli baru aja.”

Heh?? Separah itukah?

Aku meninggalkan Bapak  tadi sembari senyum tipis. Di kepalaku otakku tengah bekerja keras. Memikirkan apa ada cara lain untuk ini. Tapi aku tidak menemukan cara lain itu.

Laptop ini adalah barang kesayanganku. Laptop ini sudah banyak membantu ku dalam mengerjakan tugas-tugas dari dosenku. Selain itu, laptop ini juga pemberian dari Ayah dua tahun lalu saat aku berulang tahun.
Semalam saat mengerjakan tugas sambil mendengarkan musik. Tiba-tiba laptopnya mati dan tidak bisa dinyalakan lagi. Aku sudah mencoba mencari bantuan tapi tidak berhasil.

Harus bagaimana lagi? Mungkin laptop ini sudah sampai pada batasnya. Mungkin ini juga salah satu cobaan dari Tuhan yang harus ku hadapi. Aku juga harus siap dengan reaksi Ayah nanti saat mengetahui hal ini.

Selamat tinggal laptopku. Terima kasih atas bantuannya selama dua tahun ini.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment