[YUI17Melodies - Day 4] Kamu dan Hujan

Menunggu. Aku menunggu hujan deras ini berhenti. Sudah hampir sejam aku terjebak di halte ini bersama beberapa orang lain yang nasibnya sama sepertiku. Apa kamu tahu? Hujan ini sangat mirip dengan rasa sukaku pada mu. Aku tahu kapan hujan ini akan turun tapi aku tidak tahu kapan dia akan berhenti. Begitu pula dengan rasa ini. Aku tahu kapan tepatnya rasa ini mengisi hatiku tapi aku tidak tahu kapan kamu akan membalasnya.
***

Kamu adalah salah satu sahabatku. Ya, sahabatku bukan hanya kamu. Masih ada empat orang lainnya. Kita sudah bersahabat selama hampir tiga tahun, selama itu pula aku telah menyukaimu.


Aku pernah mencoba untuk menyatakannya pada mu. Tentu saja dengan dibantu oleh sahabat-sahabat kita. Mereka yang mengatur agar aku bisa berdua saja denganmu. Waktu itu kita berenam sedang hangout di salah satu mall. Satu per satu mereka menghilang entah ke mana.


“Eh, yang lain pada ke mana?” tanyamu saat menyadari hanya kita berdua yang tersisa.
“Gak tau. Ke toilet kali.” Jawabku asal. Jujur, aku gugup. Baru kali ini aku benar-benar berdua saja denganmu.


Kita berjalan berdampingan. Tak ada kata yang terucap dari mu. Kamu sibuk menekan-nekan tombol yang ada di ponselmu. Aku membiarkan itu. Aku sungguh tak tahu harus bagaimana dan berkata apa di situasi seperti ini. Setelah cukup lama berkeliling, kamu memutuskan untuk menelpon salah seorang dari sahabat kita.


“Duh!! Pada ke mana sih?! Telpon juga ga diangkat gini.” Ujarmu kesal.
“Udah, biarin aja. Entar juga mereka yang nyariin kita.” Kataku. Berharap kerutan di dahimu lenyap.


Aku senang setelah mengatakan itu kamu tidak berusaha untuk mencari mereka lagi. Aku harap aku punya kesempatan untuk mengungkapkan perasaan ini.


“Fa, kamu tau gak?” tanyaku saat kita memasuki salah satu toko buku.
“Tau apa?” jawabmu sambil mengutak-atik rak buku.
“Tau kenapa yang lain tiba-tiba ngilang gitu aja.”
“Eh??” Kamu menatapku. Kerutan di dahi mu nampak lagi.
“Sebenarnya… Mereka ingin agar aku bisa mengatakan sesuatu padamu..”
“Mengatakan apa?” tanyamu lagi dengan raut wajah bingung.


Deg! Detak jantungku mulai tidak karuan. Butir keringat jatuh dari pelipisku.


“Aku suka kamu, Fa.” Kataku gugup.


Hening. Kamu tak menjawab. Kamu malah kembali mengutak-atik rak buku yang ada di hadapanmu.


Eh? Kenapa dia tidak menjawab? Apa dia tidak dengar?


“Fa..” Aku mencoba memecah keheningan yang telah kamu buat.
“Lih, kamu gila ya? Aku gak nyangka kamu bisa ngomong kayak tadi. Kita ini sahabatan. Aku udah nganggep kamu sebagai saudaraku.”


Jleb! Kata-katamu itu seperti pisau yang menusuk tepat di dadaku. Aku terdiam. Tak bisa berkata apa-apa lagi.


Apa aku salah? Apa aku salah karena menyukaimu? Apa aku salah karena menyukai sahabatku? Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku.
***


Hujan ini masih belum berhenti. Sama seperti rasa sukaku pada mu. 
Aku masih akan menunggu sampai hujan ini reda. Sama seperti perasaan ini yang akan terus menunggu mu untuk membalasnya.

Even if there weren’t good things (in this world),


We would still be born
Love oneself.
Even if we fall into depression,
there is no such thing as real or fake, isn't it?



Lirik lagu, YUI - Love is all (terjemahan)

NB:: Dou?? Feel nya dapet ga?? :|
btw,, kayaknya lebih cocok ke tema yang kmaren yah? haha *nyeburkelaut
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment